A
ku coba ya share masalah Gender menurut pemahamanku sendiri ya.
Apa
sih Gender itu?
Istilah Gender pasti tidak asing lagi ditelinga sahabat/I, mulai
sejak dibangku SMp kita telah diperkenalkan dengan istilah gender. Lalu seiring
berjalannya waktu, pengertian Gender semakin banyak diartikan oleh banyak
orang. Semakin membingungkan, sehingga kita yang sebenarnya mengerti
tentang konsep Gender sesungguhnya,
menjadi ragu karena banyaknya pengertian yang kita dapatkan.
Jadi, mari kita kupas apa sih Gender itu ??????
Kata
gender berasal dari Bahasa Inggris yang berarti kelamin (John M. Echols dan
Hasan Shadilly, 1983:256). Dari sini bisa dimengerti kan? Secara Bahasa Gender
memang berarti kelamin, akan tetapi secara umum pengertian gender adalah
perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai
dan tingkah laku. Gender berbeda dengan seks, Gender merupakan konsep kultural
yang cenderung bisa diciptakan oleh manusia, dan berubah-ubah, menyesuaikan
dengan budaya dimana ia berada. Sedangkan seks merupakan hal yang bersifat
kodrati, tidak bisa dirubah dengan jalan apapun, karena ia merupakan pemberian
Allah yang mutlak.
Dalam mengaplikasikan konsep Gender,
kita tidak bisa begitu saja menggunakannya semau kita, apalagi kita adalah
perempuan yang derajatnya sedang disetarakan dengan kaum lelaki untuk
meminimalisir yang namanya penindasan seperti yang terjadi pada masa terdahulu.
Tidak semua orang memahami konsep Gender secara menyeluruh, terutama perempuan.
Saking hormatnya dia kepada sang suami, hingga dia rela disiksa dan dihajar
sedemikian rupa hanya karena kesalahan yang tidak pernah dia lakukan.
Tapi kan Arrijalu qawwamuna
‘alannisa’ ????
Nah,
ini yang menarik, memang Allah menjelaskan bahwa derajat laki-laki ada satu
tingkat diatas perempuan. Akan tetapi bukan berarti dalam segala hal perempuan
harus jadi nomer dua kan? Memang dalam sebagian hal laki-laki adalah pemimpin
bagi perempuan, dalam sholat misalnya, dan dalam rumah tangga juga. Akan tetapi
saat kita masuk kedalam ranah sosial, perempuan bisa lebih dari laki-laki.
Dalam sebuah Negara misalnya, sudah tidak asing lagi jika kita menemui seorang
perempuan yang menjadi pemimpin, bukankah begitu? Bukan bermaksut untuk
menyalahi atau menyangkal sebuah hukum Al-Qur’an…. Akan tetapi dalam
penafsirannya tidak bisa juga kita melakukannya secara leterlek saja. Contoh
yang lainnya, kemarin dosen Ulumul Hadist saya menunjukkan sebuah hadist yang
menyatakan bahwa” Jika sebuah wilayah itu dipimpin oleh seorang wanita, maka
wilayah tersebut tidak akan pernah maju.” Bagaimana menurut anda ??????? kaget?
Apa tidak terima ? hehe… sama sayapun juga tidak terima dengan pernyataan itu,
sekarang coba kita kaji sedikit tentang hadist tersebut.
Dalam mengartikan apa yang telah
kita lihat dan dengarkan, bisa saja kita artikan secara kontekstual dan
konseptual. Penangkapan secara kontekstual akan mendapatkan arti yang apa
adanya begitu saja diadopsi tanpa ada pengkajian ulang, dan otomatis perempuan
disini ada pada posisi yang serba dirugikan dan termarjinalakan karena
ketidakmampuan dan terbatasnya ruang lingkup mereka untuk berkembang. Akan
tetapi beda halnya jika kita memahaminya secara konseptual, yang melalui
pengkajian dan pemahaman yang lebih adil dan terbuka. Dalam era sekarang ini
semua wanita sudah bebas mendapatkan kemerdekaannya sendiri, bebas dalam
pendidikan setinggi mungkin, dan kebebasan-kebebasan lain yang dulu tidak
pernah mereka dapatkan sebelumnya waktu zaman penjajahan dulu. Oleh karenanya,
patut menjadi pertanyaan bahwa wanita yang seperti apa sih yang dikatakan
sampai bisa membuat sebuah wilayah itu tidak maju sama sekali? Kalau memang
wanita itu tidak berkompeten sama sekali dan tidak memiliki kemampuan untuk
menjadi seorang pemimpin, sudah pantaslah jika wilayah tersebut tidak bisa maju
dan berkembang. Maka dari itu, seperti yang sudah saya katakan diawal tulisan
ini, bahwasanya mengartikan sebuah Hadist atau ayat Al-Qur’an itu tidak bisa
sembarangan dan begitu saja. Harus ada kajian yang dalam dan serius untuk
menentukan sebuah ayat yang kita dapatkan.
Sahabat/I ku….
Dengan
adanya Gender bukan berarti kita membabat habis semua peran laki-laki. Kita
juga harus tahu diri dan memahami kodrat kita sebagai perempuan seutuhnya.
Apalagi jika kita sudah menikah kelak. Karena sesungguhnya tidak pernah ada
perempuan yang benar-benar bisa sukses dalam dua hal, yakni karir dan
keluarganya. Akan selalu ada hal yang tidak seimbang karena pencapaian yang
lainnya.
Pesan saya…. Bijaklah dalam
menyikapi segala hal, terkadang apa yang kita lihat, belum tentu kita tahu, pun
sebaliknya. Tetap semangat sahabatiku….
Salam
pergerakan (^_^)/
NB:
Tulisan ini jauh banget dari yang namanya sempurna, kritik dan sarannya
ditunggu ya ^_^